Rabu, 04 Oktober 2017

Bis Tjipto yang Ninggal Crito


Owner PO. TJIPTO
Alm. Bpk. H.J.K Soetjipto
Memang kehidupan di dunia banyak yang menganalogikan seperti roda yang senantiasa berputar, adakalanya di atas dan di bawah. Justru yang senantiasa tetap dan bisa selalu dilihat dalam kehidupan adalah perubahan itu sendiri.
Bagi masyarakat Jawa Timur yang hidup di era 80 hingga 2000’an awal – apalagi di daerah Tapal Kuda – bisa dipastikan mengenal bis yang satu ini, TJIPTO. Mungkin masih teringat bus warna putih atau abu abu dengan stripping biru ini bersliweran di jalan. Terutama di era 80 hingga 90 an, Tjipto ini sangat terkenal sebagai image bus yang nyaman.
Tjipto ini benar benar menjadi bis yang ngetop. Perlu dicatat, di jaman itu suatu bus terkenal bukan seperti sekarang – yang terkenal gegara bodi baru dan hanya karena banyak “mania” yang njepret itu bis – Tjipto benar benar menjadi idola di mata penumpangnya. Image bus yang nyaman, air conditioner yang adem, dan bangku yang empuk, melekat di perusahaan milik pribumi Pasuruan ini.
Tjipto kala itu menjadi salah satu bis besar di Jawa Timur. Tjipto ini sekaligus menjadi rival berat Akas yang saat itu dijuluki rajanya bus di Jawa Timur. Persaingan kedua perusahaan otobus ini benar benar sengit. Jika sekarang Eka dan Sumber Group menjadi pesaing ketat di jalur jogjaan, maka rivalitas Akas dan Tjipto bisa dikatakan lebih dari persaingan mereka sekarang. Jika Tjipto membeli unit baru maka dengan segera Akas akan membeli unit baru yang lebih baik dari Tjipto untuk menyainginya, begitu pula sebaliknya
Tjipto dengan livery legendarisnya
Untuk kelas ekonomi, Tjipto melayani trayek Malang Jember, Surabaya Jember, dan Surabaya Bondowoso. Di kelas Patas, Tjipto melayani line Surabaya Jember, Malang Jember, dan Surabaya Bondowoso. Untuk armada Patas Tjipto sendiri seingat dan setahu saya banyak menggunakan body keluaran Morodadi Prima yang terkenal dengan kenyamanan dan keawetannya. Selain itu juga memiliki produk karoseri lain seperti New Armada.
Salah satu kebiasaan bus Tjipto ini yaitu, selalu mampir di garasi sekaligus kantor pusat di Jalan Veteran Pasuruan untuk kontrol karcis dan mengisi solar. Bus bus Tjipto yang mampir sejenak di garasi ini digunakan untuk para asongan menjajakan dagangangannya, kacang rebus, pisang rebus, lumpia, dan juga sate kerang.
Untuk era ’80 hingga ’90-an, Tjipto ini termasuk PO yang mapan. Menurut info yang saya dapat dari bapak saya dan beberapa kenalan, Tjipto ini juga pernah berjaya di line bus malam Jakarta Surabaya Malang di tahun ‘70 hingga ‘80-an. Jalur bus malam paling elite kala itu . Pemain lainnya menurut cerita bapak antara lain PO. Kembang Express, Po. Raseko, dan Po. Mawar. Dan merupakan bus Jawa Timur pertama yang mengekspansi rute hingga ke Jakarta. Bapak juga bercerita jika pemilik bus besar asal Bogor  juga secara tidak langsung “belajar” banyak dari PO. Tjipto ini. Selain bisnis bus, owner bus Tjipto ini juga konon memiliki hotel WETA di Jalan Genteng Kali, Surabaya.
Tjipto di akhir cerita manisnya, tahun 2015 sebelum dinyatakan pailit
Sayang, PO. Tjipto harus mengakhiri cerita manis perjalanannya di medio 2000’an. Sepeninggal ownernya, Bpk. H.J.K Soetjipto, Tjipto ini mulai mundur teratur. Bisnisnya lantas dibagi ke kedua anaknya, itulah sebabnya di bodi bus Tjipto pada sisa sisa kejayaannya terdapat simbol lingkaran dan segitiga, sebagai tanda bus ini telah terbagi dua. Ya masalah regenerasi bisnis ini memang bukan hal mudah. Setelah dibagi ke anaknya Tjipto makin mundur teratur. Seperti macan ompong bisa dikatakan macam itu. Hingga tahun 2010’an bis Tjipto tak seperti dulu. Bus patas yang dulu digemari masyarakat juga sering trouble, bodi juga sudah kurang terawat, cat banyak mengelupas sana sini, AC tidak lagi dingin dan masih banyak lagi. Trayek juga banyak dijual ke PO. Ladju sekitar tahun 2010’an itu.
Setelah itu, di tahun 2014, sepertinya mulai ada gebrakan baru dari Tjipto. Mulai meremajakan unitnya dengan armada Mercedes eks. Pahala Kencana. Dengan warna dasar biru dan ungu. Serta mengusung tagline baru “ The Great Java Eastern Heritage Autobus’’. Julukan itu memang cocok seratus persen pas buat Tjipto.
Namun mungkin cerita berjalan lain, di tahun 2015, Tjipto dinyatakan pailit. Seluruh cerita tentang Tjipto berakhir disini. Trayek milik PO. Tjipto banyak diakuisisi PO. Kemenangan, beserta sisa beberapa armadanya. Namun menurut penilaian saya, Tjipto “Kemenangan” ini berbeda dengan Tjipto yang asli dahulu. Jika dulu dikenal dengan bus yang nyaman, namun hingga saat ini menurut saya masih belum nampak di “penerusnya” ini.

Tjipto yang disewa trayeknya oleh PO. Kemenangan Surabaya

Tjipto yang trayeknya disewa Hasbunallah Group

Mungkin itu tadi ulasan singkat dan nostalgia lebih tepatnya tentang sejarah & perkembangan bus Tjipto. Jika ada dari para pembaca sekalian yang ingin mengkoreksi dan menambah info lain. Silahkan ditulis di kolom komentar. Terima kasih dan semoga bermanfaat bagi kita semua.


HINO RG - Legenda yang Nyaman dari HINO


Kokpit dari Hino RG dengan bentuk setir menyerupai "V" terbalik
Jika anda seseorang yang tertarik dengan dunia perbis-bisan di tanah air, mungkin sudah mengenal yang satu ini. Hino RG, produk ini sudah sangat dikenal di Indonesia, dan sempat menjadi trendsetter di awal 2000’an. Hino RG di Indonesia sendiri dijual hingga tahun 2006’an, lalu diteruskan oleh adiknya, Hino RK-Z R235.
Hino RG ini mulai dipasarkan di Indonesia mulai tahun 1996’an menurut info dari bapak saya. Hino RG dipasarkan dengan dua model, RG1JNKA dengan sasis pendek dan RG1JSKA dengan sasis panjang.
Bisa dikatakan, Hino RG ini adalah adik penerus Hino RK2H alias RK Turbo, dengan dimensi sasis yang lebih panjang. Hino RG ini didukung dengan mesin seri J08C-Ti dengan kapasitas 7961 cc, dengan tenaga 240ps. Pada Hino RG ini juga telah dilengkapi dengan teknologi turbo plus intercooler.
Ada pula yang memberi info, jika Hino RG sendiri memiliki banyak kemiripan dengan Hino RN. Sasis yang digunakan oleh RG sendiri konon ceritanya lebih mirip Hino RN daripada Hino RK-8.
Dan menurut saya, dari suara mesin RG dan RN memang agak mirip. Suara mesinnya dari luar memang agak gahar, berbeda dengan RK-8 yang menurut saya lebih halus daripada RG dan RN. Ada yang bilang jika Hino RN sendiri adalah “penerus” dari Hino RG yang telah stop produksi di tahun 2006’an.
Menurut pengalaman saya dalam perjalanan menggunakan bus Hino, Hino RG inilah yang paling saya favoritkan. Suspensinya memang sangat empuk dan anteng. Suara di kabin yang lebih halus menurut saya daripada kakaknya, Hino RK Turbo. Dan menurut pengalaman saya sendiri, Hino RG ini sangat handal di trek lurus. Plus lagi, sasis RG yang juga relatif lebih panjang, sehingga pengaturan jarak antar seat bisa lebih lebar dan lega.
Menurut opini saya sendiri, varian Hino yang satu ini lebih nyaman dibanding adiknya, Hino RK8. Bisa dikatakan naik Hino RG ini 11/12 dengan naik Mercy Intercooler soal nyamannya, tentunya dengan driver yang mumpuni dan kondisi armada yang terawat pula.
Jika ada dari para pembaca sekalian yang ingin mengkoreksi dan menambah info lain. Silahkan ditulis di kolom komentar. Terima kasih dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Akas IV Hino RG dengan body Morodadi Patriot

Gunung Mulia Hino RG dengan Body Laksana Sprinter

 


Bis Tjipto yang Ninggal Crito

Owner PO. TJIPTO Alm. Bpk. H.J.K Soetjipto Memang kehidupan di dunia banyak yang menganalogikan seperti roda yang senantiasa berputa...